Jumat, 09 September 2011

Persija

Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola
Indonesia Jakarta) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Jakarta. Persija saat ini berlaga di Liga Super Indonesia. Persija didirikan pada 28
November 1928, dengan cikal
bakal bernama Voetbalbond
Indonesish Jakarta (VIJ). VIJ
merupakan salah satu klub yang
ikut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI)
dengan keikutsertaan wakil VIJ,
Mr. Soekardi dalam pembentukan
PSSI di Societeit Hadiprojo
Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930. Klub ini mendapatkan perhatian
yang besar dari Gubernur
Jakarta, Sutiyoso, yang merupakan Pembina Persija.
Kelompok pendukungnya bernama The Jakmania. Saat ini Persija dilatih oleh Rahmad Darmawan dibantu oleh asisten Francis Wawengkang. Sejarah Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ
(Voetbalbond Indonesische
Jacatra). Pasca-Republik Indonesia
kembali ke bentuk negara
kesatuan, VIJ berganti nama
menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Pada
saat itu, NIVU (Nederlandsch
Indisch Voetbal Unie) sebagai
organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond
Batavia en Omstreken) sebagai
bond (perserikatan) tandingan
Persija juga masih ada. Terlepas dari takdir atau bukan,
seiring dengan berdaulatnya
negara Indonesia, NIVU mau tidak
mau harus bubar. Mungkin juga
karena secara sosial politik sudah
tidak kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya
merembet ke anggotanya, antara
lain VBO. Pada pertengahan tahun
1951, VBO mengadakan
pertemuan untuk membubarkan
diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan
Persija. Dalam perkembangannya,
VBO bergabung ke Persija. Dalam
turnamen segitiga persahabatan,
gabungan pemain bangsa
Indonesia yang tergabung dalam Persija "baru" itu berhadapan
dengan Belanda dan Tionghoa.
Inilah hasilnya: Persija (Indonesia)
vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951),
Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni
1951), dan Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua
pertandingan berlangsung di
lapangan BVC Merdeka Selatan,
Jakarta. Prestasi Nasional Perserikatan Tahun 1931, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (1) Tahun 1933, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (2) Tahun 1934, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (3) Tahun 1938, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (4) Tahun 1964, Juara Perserikatan (5) Tahun 1973, Juara Perserikatan (6) Tahun 1975, Juara Perserikatan, bersama dengan PSMS Medan (7) Tahun 1977, Juara Perserikatan (8) Tahun 1979, Juara Perserikatan (9) Tahun 1990, Peringkat Ke-10 Perserikatan Liga Indonesia Tahun 1994, Peringkat Ke-18 Divisi Utama Wilayah Barat Tahun 1995, Peringkat Ke-13 Divisi Utama Wilayah Barat Tahun 1996, Peringkat 11 Wilayah Barat Tahun 1998, Semifinalis Tahun 1999, Semifinalis Tahun 2001, Juara Liga Indonesia Tahun 2002, 8 Besar Liga Bank Mandiri Tahun 2003, Peringkat 8 Liga Bank Mandiri Tahun 2004, Peringkat 3 Liga Bank Mandiri Tahun 2005, Runner-Up Liga Indonesia Tahun 2006, 8 Besar Liga Indonesia Musim 2007 - 2008, 8 Besar Liga Indonesia Liga Super Indonesia Musim 2010 - 2011, Peringkat
3 Liga Super Indonesia Musim 2008 - 2009, Peringkat
7 Liga Super Indonesia Musim 2009 - 2010, Peringkat
5 Liga Super Indonesia Tahun 2010, Klasemen Sementara (tanggal 22
Oktober 2010) ke 2 Piala Indonesia Tahun 2005, Runner-Up Copa Indonesia Tahun 2006, Copa Indonesia Juara 3 Tahun 2007, Copa Indonesia Juara 3 Internasional Tahun 2000, Juara Piala Sultan Brunei Darussalam

Semen Padang FC

Semen Padang Football Club (dahulu Persatuan Sepak bola Semen Padang) adalah sebuah klub sepak bola yang dimiliki oleh PT Semen Padang yang merupakan perusahaan semen
tertua di Indonesia yang berdiri
sejak 1910. Klub sepak bola yang
berdiri sejak 30 November 1980
ini bermarkas di Indarung, Padang, Sumatera Barat, dan memainkan pertandingan
kandangnya di Stadion Agus Salim. Sejarah Persatuan Sepakbola Semen
Padang (PS Semen Padang)
merupakan mantan kontestan Galatama, kompetisi sepakbola semi-profesional yang pernah
digulirkan PSSI. Pendanaan yang rutin dari perusahaan semen itu,
membuat klub ini terus eksis dan
tidak pernah mengalami krisis
finansial, seperti melanda
sejumlah klub plat merah yang
mengandalkan dana APBD. Semen Padang berhasil meraih peringkat
ke-3 Divisi Utama Liga Indonesia 2009–10 sehingga berhak promosi ke Liga Super Indonesia 2010–11 . Pelatihnya waktu itu adalah Arcan Iurie (Moldova). Prestasi Gelar Piala Galatama Juara (1): 1992 Divisi Utama Liga
Indonesia : 1994–95 : Peringkat 5 Wilayah Barat 1995–96 : Peringkat 9 Wilayah Barat 1996–97 : Peringkat 7 Wilayah Barat 1997–98 : Peringkat 9 Wilayah Barat (kompetisi tidak
selesai) 1998–99 : Peringkat 3 Babak 10 Besar / Peringkat 2 Grup
I Wilayah Barat 1999–2000 : Peringkat 6 Wilayah Barat 2001: Peringkat 7 Wilayah Barat 2002: Semifinalis / Peringkat 1 Wilayah Barat 2003: Peringkat 8 2004: Peringkat 15 2005: Peringkat 10 Wilayah Satu 2006: Peringkat 11 Wilayah Satu 2007: Peringkat 16 Wilayah Barat 2008: Peringkat 2 2009–10 : Peringkat 3 Babak 8 Besar / Peringkat 1 Grup 1 Liga Super Indonesia 2010-11: Peringkat 4 Stadion Semen Padang saat ini memiliki
stadion dengan kapasitas 28000
kursi dengan nama Stadion Agus Salim, yang merupakan stadion kebangaan Semen Padang FC, PSP
Padang dan Minangkabau FC.

Ahmad Bustomi

Ahmad Bustomi (lahir di Jombang, Jawa Timur, 13 Juni 1985; umur 25 tahun) adalah seorang pemain sepak bola
Indonesia. Saat ini dia bermain
untuk Arema Indonesia di Liga
Super Indonesia, sebelum di
Arema ia bermain untuk Persema
Malang dan Persikoba Batu yang juga salah satu tim dari daerah
di Malang Raya. Saat
memperkuat Persema, nama Tomi
masuk dalam skuad Timnas U-23
Asian Games, SEA Games, dan Pra
Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda dan Argentina. Dalam
buku program “Garuda Merah
Garuda Putih” Bustomi mengaku
banyak belajar dari Danurwindo,
mantan pelatihnya di Persema
Malang.Saat ia menjadi penggawa Tim nasional sepak bola indonesia
di ajang Piala AFF 2010 asuhan
Alfred Riedl. Dia biasa berposisi
sebagai Midfielder. Tentang
pemain idolanya, Tomi menyebut
satu nama, Bima Sakti Tukiman. Kita tahu, Bima Sakti pernah jadi
gelandang Timnas pada era
Kurniawan Dwi Yulianto dkk. Dia
terkenal memiliki tendangan
kencang dan akurat. Tomi
bersahabat dengan Bima kala keduanya bermain di Persema. Cimot atau Tomi nama panggilan
sehari-hari Bustomi, mulai
mengenal sepakbola waktu ia
masih duduk di bangku SD. Ia pun
mendaftar di SSB Unibraw 82,
sebuah SSB yang dibawah naungan Universitas Brawijaya. Di
suatu turnamen pemandu bakat
melihat potensi besar pada Tomi
remaja akhirnya ia terjaring
dalam seleksi, dan masuk dalam
tim Persema Jr U-18. Dua musim pun ia jalani bersama Persema Jr
di Kompetisi Liga Remaja Piala
Soeratin U-18, di Persema U-18
ia dipercaya sebagai Kapten
kesebelesan. Tahun 2004 awal
mula ia mengawali sebagai pemain profesional, setelah ia menjadi
bagian dari tim Persikoba Batu.
2005 ia memperkuat tim Persema
Malang bersama Pitono dan Abdi
Gusti pemain seangkatan di
Persema U-18 yang saat itu diarsiteki oleh Danurwindo. Musim
2008 ia menyebrang ke tim se-
kota Arema Malang, dan di musim
kompetisi 2009-2010 membawa
Arema Indonesia menjadi juara
Liga Super Indonesia dan runner up Piala Indonesia.